Senin, 30 Juli 2012

Kaisar Justinian I "the Great" ( Byzantine Empire )

Justinianus I (bahasa Latin: Flavius Petrus Sabbatius Justinianus; bahasa Yunani: Φλάβιος Πέτρος Σαββάτιος Ἰουστινιανός; 483 – 13 atau 14 November 565), umumnya dikenal dengan nama Justinianus yang Agung, adalah Kaisar Romawi Timur (Bizantium) yang berkuasa dari tahun 527 hingga 565. Pada masa kekuasaannya, ia berusaha mengembalikan kejayaan kekaisaran dan menaklukkan kembali bagian barat Kekaisaran Romawi.
Ia merupakan salah satu tokoh terpenting pada abad kuno. Masa kekuasaannya ditandai dengan renovatio imperii (restorasi kekaisaran) yang ambisius. Ambisi ini ditunjukkan melalui pemulihan sebagian wilayah Kekaisaran Romawi Barat, termasuk kota Roma sendiri. Selain itu, pada masa kekuasaannya, ditulis hukum Romawi Corpus Juris Civilis yang masih menjadi dasar bagi hukum masyarakat di negara-negara modern. Pada masanya pula, budaya Bizantium berkembang, dan program pembangunannya melahirkan karya-karya besar, seperti pembangunan kembali Hagia Sophia yang menjadi pusat Ortodoks Timur selama berabad-abad.
Justinianus dianggap sebagai santo oleh orang-orang yang menganut agama Ortodoks Timur. Ia juga dikenang dalam beberapa Gereja Lutheran.
Ia adalah kaisar terakhir yang menuturkan Latin sebagai bahasa ibu.
Kaisar Romawi Timur (Bizantium)
Potret Justinianus di Basilika San Vitale, Ravenna
Potret Justinianus di Basilika San Vitale, Ravenna                                        

Wilayah Kekaisaran Bizantium. Warnah merah menunjukkan wilayah saat Justinianus naik takhta tahun 527, sedangkan warna jingga merupakan wilayah ketika Justinianus wafat tahun 565.
Read more >>

Kekaisaran Romawi Timur ( The Byzantine Empire )




Bendera Kekaisaran Romawi Timur
Bendera Kekaisaran pada masa akhir (abad ke-14)

Kekaisaran Romawi Timur atau Kekaisaran Bizantium (ejaan lain: Bizantin, Byzantin, Byzantine, Byzantium) adalah wilayah timur Kekaisaran Romawi yang terutama berbahasa Yunani pada Abad Kuno dan Pertengahan. Penduduk dan tetangga-tetangga Kekaisaran Romawi Timur menjuluki negeri ini Kekaisaran Romawi atau Romania (Yunani: Ῥωμανία, Rōmanía). Kekaisaran ini berpusat di Konstantinopel, dan dikuasai oleh kaisar-kaisar yang merupakan pengganti kaisar Romawi kuno setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat. Tidak ada konsensus mengenai tanggal pasti dimulainya periode Romawi Timur. Beberapa orang menyebut masa kekuasaan Diokletianus (284-305) dikarenakan reformasi-reformasi pemerintahan yang ia perkenalkan, yang membagi kerajaan tersebut menjadi pars Orientis dan pars Occidentis. Pihak lainnya menyebut masa kekuasaan Theodosius I (379-395), atau setelah kematiannya pada tahun 395, saat kekaisaran terpecah menjadi bagian Timur dan Barat. Ada juga yang menyebut tahun 476, ketika Roma dijajah untuk ketiga kalinya dalam seabad yang menandakan jatuhnya Barat (Latin), dan mengakibatkan kaisar di Timur (Yunani) mendapatkan kekuasaan tunggal.Bagaimanapun juga, titik penting dalam sejarah Romawi Timur adalah ketika Konstantinus yang Agung memindahkan ibukota dari Nikomedia (di Anatolia) ke Byzantium (yang akan menjadi Konstantinopel) pada tahun 330.
Negeri ini berdiri selama lebih dari ribuan tahun. Selama keberadaannya, Romawi Timur merupakan kekuatan ekonomi, budaya, dan militer yang kuat di Eropa, meskipun terus mengalami kemunduran, terutama pada masa Peperangan Romawi-Persia dan Romawi Timur-Arab. Kekaisaran ini direstorasi pada masa Dinasti Makedonia, bangkit sebagai kekuatan besar di Mediterania Timur pada akhir abad ke-10, dan mampu menyaingi Kekhalifahan Fatimiyah. Setelah tahun 1071, sebagian besar Asia Kecil direbut oleh Turki Seljuk. Restorasi Komnenos berhasil memperkuat dominasi pada abad ke-12, tetapi setelah kematian Andronikos I Komnenos dan berakhirnya Dinasti Komnenos pada akhir abad ke-12, kekaisaran kembali mengalami kemunduran. Romawi Timur semakin terguncang pada masa Perang Salib Keempat tahun 1204, ketika kekaisaran ini dibubarkan secara paksa dan dipisah menjadi kerajaan-kerajaan Yunani dan Latin yang saling berseteru. Kekaisaran berhasil didirikan kembali pada tahun 1261 di bawah pimpinan kaisar-kaisar Palaiologos, tetapi perang saudara pada abad ke-14 terus melemahkan kekuatan kekaisaran. Sisa wilayahnya dicaplok oleh Kesultanan Utsmaniyah dalam Peperangan Romawi Timur-Utsmaniyah. Akhirnya, Konstantinopel berhasil direbut oleh Utsmaniyah pada tanggal 29 Mei 1453, menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi Timur.

Lokasi Kekaisaran Romawi Timur
Perkembangan wilayah Kekaisaran











Read more >>

Minggu, 29 Juli 2012

King Richard : The Lion Heart

Lukisan rekaan dari Raja Richard:
Salah satu tokoh yang sangat pantas untuk dibicarakan di setiap pembahasan perang salib adalah Richard The Lionheart! Beliau memerintah Inggris hanya dalam waktu yang singkat (10 tahun) 1189-1199.Lahir dengan nama asli Richard Plantagenet di Oxfordshire Inggris, 8 September 1157 ( Richard 19 tahun lebih muda dari Salladin yang lahir tahun 1138 ). Richard memiliki darah Inggris dari ayahnya dan perancis dari ibunya.

Richard merupakan anak ke 2 dari 8 bersaudara. Kakak sulungnya meninggal ketika masih bayi, sehingga Richard ditunjuk sebagai pewaris Aquitane - sebuah county/wilayah kecil di Perancis selatan. Henry adiknya jadi pewaris tahta Inggris. Richard hanya menumpang lahir d Inggris karena dia melewati masa kecil hingga dewasa di Aquitane - perancis. Bahkan bahasa Inggris jadi bahasa nomor 2-nya setelah bahasa Perancis yang jadi bahasa sehari-harinya ( bahkan banyak yg bilang Richard lebih fasih berbahasa Arab ketimbang Inggris )

Di usia 14 tahun Richard sudah diangkat menjadi Duke of Aquitane. Di tahun 1183, adiknya yang menjadi pewaris tahta, Henry meninggal di usia muda sehingga terjadi sengketa soal pewaris tahta Inggris. Adik bungsu dari Richard, pangeran John Lackland mengklaim hak atas tahta tersebut namun akhirnya pilihan jatuh ke Richard.

Pada tahun 1189 Richard dilantik jadi raja Inggris di Westminster Abbey London. Di tahun yang sama Richard mengucapkan sumpahnya untuk melanjutkan perang salib setelah mendengar kabar kekalahan Hattin di thn 1187. Richard hanya pernah berada di Inggris sepanjang 10 tahun pemerintahannya hanya selama 11 months. Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pernah ke Inggris sama sekali. Sayangnya pernikahan mereka berdua gak membuahkan anak (meskipun beberapa anak King Richard lahir di luar perkawinan). Richard sendiri bersedia menikahi Berengaria untuk mendapat dukungan ayahnya dalam campaignnya, meskipun sebetulnya udah bertunangan dgn Princess Alice of France. Oleh karena itu Richard juga dikenal sebagai " The Absent King


Terus darimana sebutan The Lion Heart itu didapatkan oleh Raja Richard ? Begini kisahnya :
Pasca pertempuran Ascalon dimana Richard mengalahkan pasukan Sultan Saladin, dalam keadaan keletihan dan belum mendapat re-inforcement, pasukan Richard kembali diserang oleh sisa - sisa pasukan Saladin yang berhasil Re-group setelah sebelumnya kocar-kacir diserang pasukan Saladin. Dikatakan bahwa Saladin mengerahkan sekitar 7000 sampai 8000 kaveleri Arab untuk menyerang Richard dan pasukannya yang mesih letih sehabis bertempur.

Sedangkan di pihak Raja Richard, pasukan Crusader tinggal memiliki sekitar 300 Men-At -Arms yang masih segar plus sekitar 50-an Ksatria Templar untuk mempertahankan kota yang baru saja mereka rebut.

Disebutkan ketika pasukan Kaveleri Arab sudah membentuk formasi terakhir untuk melakukan serangan penuh ke arah pasukan Crusader, pasukan Arab melihat seorang Knight dengan senjata lengkap berada sendirian jauh di depan barisan Crusader.Knight itu mengenakan perisai dan tombaknya kemudian bergerak mendekati formasi kavaleri Arab yang sudah siap tempur.

Begitu jarak semakin dekat, pasukan Arab mengenali Knight yang sendirian itu ternyata King Richard sendiri! Kemudian terdengar teriakan kemenangan dari pasukan Arab karena mengira Richard maju untuk menyerah. Akan tetapi Richard malah mengerahkan tombaknya ke depan dan memacu kudanya hingga berhadapan dengan seluruh barisan kaveleri Arab dalam jarak dekat. Lalu Richard menghampiri satu demi satu prajurit Kavaleri Arab dan menantang mereka berduel.Namun orang pertama yang ditantang malah menundukan kepalanya, kemudian Richard menghampiri prajurit berikutnya dan seterusnya hingga teriakan kemenangan pasukan Arab semuanya terdiam.

Ketika Richard tiba berhadapan dengan Saladin, Saladin malah tersenyum dan kemudian memerintahkan seluruh pasukannya mundur. Atas unjuk nyalinya tersebut, Saladin kemudian menjuluki Richard 'The Lionheart" atau " Si Hati singa ".

Para sejarawan menuliskan bahwa pameran keberanian Richard di hari itu meluluhkan hati Saladin yang malah mengagumi Richard.Selain itu Saladin juga merasa bahwa walaupun pasukannya unggul dalam jumlah, tapi mereka juga sudah terlalu letih untuk bertempur lagi. Secara strategis Saladin juga tidak mau mengambil resiko untuk membuat kekuatan pasukannya terbagi, karena fokusnya saat itu adalah mempertahankan Yerusalem

Dalam perjalanan pulang ke Inggris dari Palestina, ketika melewati Austria, Richard ditawan oleh raja Austria Leopold yang pernah bersengketa dengan Richard semasa perang salib. Berita penangkapannya sampai di telinga Kaisar Jerman. Leopold kemudian 'menjual' tawanan istimewanya dengan tebusan sebesar 75.000marks kepada Kaisar Jerman. Berita hilangnya Richard membuat Inggris diliputi kecemasan. Pihak keluarga kerajaan kemudian mengutus 2 uskup untuk menyelidiki keberadaan Richard lewat jaringan Gereja Katolik. Setelah mendapat kepastian keberadaan Richard, maka negosiasi utk membebaskannya dimulai.

Bahkan Paus saat itu turun tangan dalam proses pembebasan Richard. Tebusan sebesar 150.000 marks terpaksa dibayar sbg syaratnya. Nilai itu adalah 3 kali lipat income kerajaan Inggris pertahun ( setara 3 ton perak ). Richard kembali ke Inggris sebagai pahlawan. Kendati gagal merebut Yerusalem, Richard berhasil merebut beberapa kota penting dari tangan Sultan Saladin.

Untuk seorang sebesar Richard, kematiannya cukup aneh dan terjadi dalam “unconditional situation”. Peristiwa itu terjadi di Chalus, sebuah daerah kekuasaan baron feodal bawahan Aquitane. Hal itu bermula ketika para petani disana menemukan harta karun berupa sejumlah patung dan koin emas. Baron penguasa setempat menyita harta itu dan ketika berita itu sampai ke Richard, dia marah dan meminta upeti dan pajak atas harta temuan itu. Sang baron menolak dan Richard yg juga adalah Duke of Aquitane mengepung kastil Chalus.

Ketika itu Richard berkuda terlalu dekat dengan benteng kastil tanpa perlindungan baju perisainya. Saat itu Richard melihat seorang pemanah dari menara membidiknya. Anehnya, Richard malah menghentikan kudanya, tersenyum ke pada pemanah itu lalu mangangguk seolah memberikan perintah utk menembak dirinya.

Panah menembus bahu atas Richard yang anehnya menolak untuk diobati dan juga tidak memerintahkan penyerangan terhadap kastil Chalus. Tanggal 6 April 1199, Richard The Lionheart, Raja dan Ksatria besar meninggal akibat infeksi luka oleh panah di Chalus.

Riawayat Singkat :
Biografi :
Lahir : 8 September 1157 di Beaumont Palace , Oxfordshire Inggris

Wafat : 6 April 1199 di Chalus, Aquitane Perancis, dimakamkan di Fontevrault Abbey , Anjou Perancis

Orang tua : Henry II dan Eleanor of Aquitane

Saudara kandung : Willian, Henry, Mathilda, Geoffrey, Eleanor, Joan, John.

Koronasi : 2 September 1189 di Westminster Abbey, MIddlesex London.

Menikah : 12 Mei 1191 di Limassol, Cyprus

Istri : Berengia, putri raja Sancho dari Navarre

Anak : -

Raja2 dimasanya : Phillip II ( raja Perancis 1180-1223 ), Saladin ( Sultan Mesir dan Syria ), Henry VI ( Kaisar Holly Roman 1190-1197 )
Read more >>

Sabtu, 28 Juli 2012

Lady Anne Boleyn




Alas, my love, you do me wrong,To cast me off discourteously.For I have loved you well and long,Delighting in your company.
Chorus:Greensleeves was all my joyGreensleeves was my delight,Greensleeves was my heart of gold,And who but my lady greensleeves.

Anne Boleyn
Di Inggris -mungkin juga di dunia- lagu ini sangatlah terkenal, diberi judul Greensleeves. Menurut legenda lagu ini diciptakan raja inggris, Henry VIII (1491-1547) untuk perempuan yang dipujanya, Anne Boleyn.
Waktu itu Henry VIII sebenarnya sudah menikah. Cuma waktu dia lihat Anne Boleyn terpincutlah hatinya, padahal sebagai penganut Katolik mempunyai lebih dari satu istri tidaklah diperbolehkan.
Cerita selanjutnya lumayan panjang. Tapi pokoknya akhirnya Henry VIII dan Anne Boleyn menikah juga meski secara sembunyi2. Malah dikabarkan sempet punya anak perempuan sebelum menikah. Putri hasil hubungan mereka ini dikemudian hari menjadi ratu Inggris bergelar Elizabeth I. Pada masa Henry VIII ini pula tercatat Gereja Anglican menyatakan tidak terikat lagi dengan Gereja Katolik Roma.
Cerita mereka akhirnya berujung tragis, saat Anne Boleyn dihukum pancung di menara london karena dituduh melakukan incest dengan saudaranya, biarpun sebenarnya tidak cukup bukti.
Ini dia salah satu kesan orang masa itu akan Anne Boleyn:
“She was never described as a great beauty, but even those who loathed her admitted that she had a dramatic allure. Her olive complexion and long, straight black hair gave her an exotic aura in a culture that saw milk-white paleness as essential to beauty. Her eyes were especially striking: ‘black and beautiful’ wrote one contemporary, while another averred they were ‘always most attractive,’ and that she ‘well knew how to use them with effect.”


The Other Boleyn Girl

Para Pemain utama:Natalie Portman (Anne Boleyn), Scarlett Johansson (Mary Boleyn), Eric Bana (Henry VIII), Jim Sturgess (George Boleyn).
Kisah tokoh-tokoh yang hidup dalam konflik kerajaan (manapun) selalu mengagumkan. Keruwetan kisah cinta, politik, intrik adalah satu paket yang hampir selalu ada, yang kemudian melahirkan sejarah. The Other Boleyn Girl adalah sebuah film yang diadaptasi dari novel dengan judul serupa dari seorang pengarang, Philippa Gregory. Novel sejarah yang best-selling.
Dikisahkan ada dua orang perempuan yang akan mengukir sejarah, melahirkan generasi yang tidak tanggung-tanggung pentingnya. Dua orang perempuan itu, adik-kakak, Anne Boleyn dan Mary Boleyn terlibat dalam cinta Raja Henry VIII. Waktu kejadiannya adalah pada abad ke-16.
Konflik percintaan tidak berakhir pada diperolehnya cinta oleh masing-masing tokoh. Tetapi sekian banyak kepentingan politis menyertainya. Semula, Henry VIII diprediksikan akan memilih Anne Boleyn, yang memang masih single. Sedangkan adiknya, Mary Boleyn sudah lebih dahulu menikah. Tetapi Raja Henry abai terhadap Anne karena karakternya yang dianggap terlalu maskulin (mandiri), dan menyebabkan dirinya celaka dalam sebuah perburuan.
Karena Anne tidak berhasil memikat Raja Henry, maka Mary, sang adik, walaupun sudah menikah dipilihya untuk menjadi selir. Sedangkan suaminya diberi kedudukan di kerajaan. Mary, yang belum dinobatkan sebagai Ratu, hamil. Tetapi dia diasingkan. Saat itu, secara mengejutkan Raja Henry terpesona oleh “kemaskulinan” Anne. Semula, padahal sifat itu tidak menyenangkan Raja Henry. Dengan menghadiahkan perhiasan, Raja Henry mencoba menggaet Anne.Tentu saja Anne yang berwatak cerdik itu jual mahal. Sehingga Raja Henry “gemas” dibuatnya.
Konflik bagaimana Anne menampuk kekuasaan sebagai Ratu sangat pelik. Agak melelahkan mengikutinya. Tetapi tentu saja tetap menarik, dibandingkan mengikuti konflik rumah tangga para pesohor negeri ini, yang merasa dirinya sangat penting. Perhatikanlah watak dan perangai Raja Henry yang tampak “plin plan” dalam memilih ratu. Perhatikan pula watak dan perangai kakak-adik Boleyn yang kompleks.
Anne Boleyn adalah seorang perempuan cerdik, pandai berdebat, serta obsesif. Melahirkan seorang anak laki-laki adalah dambaan setiap ratu, demikian pula bagi Anne. Tapi, di zaman kerajaan Inggris abad 16 itu belum ada tabib seperti di zaman Jang-Geum, di mana konon terdapat ramuan yang mampu menentukan jenis kelamin bayi. Sehingga ketika Anne melahirkan anak perempuan, depresilah dia..
Anne, yang obsesif, berstrategi untuk inses dengan adik laki-lakinya, ketika fetus keduanya gugur. Sialnya ada mata yang menyaksikan. Terbongkarlah itu rencana gila. Hasilnya? Hukum pancung kepala untuk keduanya. Hukuman pada zaman kerajaan dulu selalu terasa ganjil. Mereka dipancung di depan rakyat banyak.
Hal yang paling mengejutkan, adalah ketika di akhir cerita, anak Anne dibesarkan oleh Mary, sang rival yang juga saudara kandungnya. Dengan adegan yang membuat penasaran, karena saya tidak pernah tahu, adalah ketika disebutkan bahwa anak Anne itu bernama ELIZABETH. That’s it! Film selesai. Tampaknya tidak ada lagi kaitannya dengan kerajaan yang sarat intrik dan konflik itu. Cari punya cari ternyata Elizabeth, yang berambut merah itu adalah Elizabeth I, yang watak dan perangainya sangat mengagumkan. “Aku menikahi Inggris” itulah yang terdengar ganjil tapi sekaligus agung yang selalu terngiang-ngiang setelah saya menyaksikan film Elizabeth I bertahun-tahun lalu.
Daripada mengikuti kisah Cinta Laura yang manja lagi lucu itu, mengorek kehidupan tokoh-tokoh besar dalam sejarah selalu saja lebih powerfull (ya iyalah). Kisah leluhur kita pun pasti tak akan kalah serunya. Demi napak tilas syaiah yang tertampung di dalam diri dan demi melihat titik cerah kesejatian diri kita.
Oh ya dari garis keturunan Mary Boleyn-lah akan muncul Winston Churchill, Lady Diana, dan Charles Darwin. Waw!
Read more >>

Sejarah Monarki Inggris ( Kingdom Of England )

Sejarah monarki Inggris dapat kita telusuri dari riwayat raja-raja Angles dan Skotlandia. Sejak tahun 1000 muncul sejumlah kerajaan di wilayah Inggris dan Skotlandia yang membentuk pemerintahan monarki pada zaman tersebut. Salah satu raja yang perlu kita ketahui ialah Raja Harold II, yakni raja terakhir Anglo-Saxon. Harold II berkuasa atas Anglo-Saxon sebelum diserang oleh tentara Normandia pada tahun 1066. Terbunuhnya Harold II pada peperangan ini membuat Inggris diambilalih oleh Normandia.  
Kejadian-kejadian penting yang mewarnai perkembangan monarki Inggris:
1. Abad IX: Setelah pendudukan bangsa Viking, Kerajaan Anglo-Saxon di Wessex menjadi kerajaan paling berkuasa. Kerajaan ini dipimpin oleh Alfred the Great dan memiliki kekuasaan di wilayah barat Mercia. Alfred the Great bergelar “King of English”. Penerusnya, Athelstan, menjadi raja pertama yang menguasai seluruh kerajaan meskipun bagian-bagian kekuasaannya tetap mempertahankan identitas daerah masing-masing;
2. Abad XI: Inggris mengalami keadaan yang lebih stabil meskipun terlibat dalam peperangan, misalnya dengan Denmark (Danes), yang membuat Denmark berkuasa selama satu generasi;
3. Tahun 1066: Inggris diserang oleh Normandia yang dipimpin oleh William (Duke of Normandy). Penyerangan Normandia ini menyebabkan perubahan politik dan sosial negara Inggris;
4. William (kemudian menjadi William I) digantikan oleh dua orang puteranya, William II dan Henry (kemudian menjadi Henry I). Henry I membuat keputusan kontroversial dengan menunjuk anak perempuannya, Matilda (satu-satunya anak yang lahir hidup) sebagai penerus takhta.
5. Tahun 1135: Setelah kematian Henry I, cucu William I, yaitu Stephen, merebut tahta Inggris dengan dukungan para baron. Hal ini membuat Matilda memberontak. Kekacauan inilah yang memperkenalkan kita pada istilah “Anarchy”; Inggris mengalami masa-masa pahit dan serba tidak menentu.
6. Tahun 1154: Putra dari Matilda, yang juga bernama Henry, merebut kekuasaan Inggris dan menjadi Raja Angevin (atau Plantagenet) pertama yang menduduki tahta kerajaan Inggris, dengan gelar Henry II. Selama kekuasaan dinasti Angevin, Inggris mengalami banyak pemberontakan dan kerusuhan. Salah satunya ialah pemberontakan oleh dua orang anaknya sendiri, Richard dan John. Setelah Henry II meninggal, tahta beralih ke tangan Richard (kemudian menjadi Richard I). Namun, Richard I jarang berada di istana karena menghabiskan waktunya untuk Perang Salib (Crusades). Richard I terbunuh dan digantikan oleh saudaranya, John.
7. Tahun 1215: Para baron mendesak Raja John untuk mengesahkan Magna Carta (Piagam Agung, atau Great Charter) yang berisi jaminan atas hak dan kebebasan yang sama bagi kaum bangsawan. Terjadi ketegangan yang menyebabkan meletusnya perang (terkenal dengan nama “the First Barons’ War”).
8. Tahun 1216: Raja John meninggal padahal putra mahkotanya, Henry, baru berusia 9 tahun. Namun, meskipun masih anak-anak, Henry tetap naik tahta (bergelar Henry III). Setelah Henry III menjadi Raja Inggris, terjadilah pemberontakan para baron yang dipimpin oleh Simon de Montfort (”the Second Barons’ War”).
9. Tahun 1265: Perang berakhir untuk kemenangan kerajaan dan ditandai dengan persetujuan kerajaan atas disahkannya Magna Carta.
10. Raja Edward II menjadi penguasa selanjutnya; Inggris mengalami masa yang relatif stabil. Masa ini terjadi penaklukan daerah Wales. Edward II juga berusaha menguasai Skotlandia. Akan tetapi usaha Edward II mendapatkan gangguan dari kaum bangsawan.
11. Tahun 1311: Edward II dipaksa melepaskan sejumlah wewenangnya kepada “committee of baronial ‘ordainers’”, namun ia berhasil mengatasi konflik berkat bantuan militer dan mendapatkan kembali kekuasaan absolut pada tahun 1322.
12. Tahun 1322: Edward II terbunuh oleh, ironisnya, isterinya sendiri, yang bernama Isabella. Kematian Edward II ini membuat anaknya yang berusia 14 tahun naik tahta dan bergelar Edward III. Edward III mengklaim kekuasaan Prancis hingga menyebabkan Perang 100 Tahun antara Inggris dan Prancis.
13. Tahun 1374: Parlemen Kerajaan Inggris terbagi ke dalam dua kamar (House).
14. Tahun 1377: Edward III meninggal dan tahta beralih ke putra mahkota berusia 10 tahun, Richard (bergelar Richard II). Richard II juga terlibat konflik dengan kaum bangsawan.
15. Tahun 1399: Richard II ditawan dan terbunuh pada saat berkunjung ke Irlandia. Kepergian Richard II ke Irlandia ini dimanfaatkan oleh saudara sepupunya, Henry Bolingbroke, untuk melakukan kudeta. Bolingbroke menjadi Raja Inggris selanjutnya dengan delar Henry IV. Bolingbroke adalah cucu dari Edward III dan anak dari John of Gaunt (Duke of Lancaster). Dengan berkuasanya Henry IV maka dinasti beralih pada keluarga Lancaster dan terkenal dengan sebutan “House of Lancaster”. Setelah Henry IV meninggal, kerajaan Inggris dipimpin oleh Henry V.
16. Tahun 1422: Henry V meninggal. Putra mahkotanya, yang saat itu masih bayi, naik tahta dengan gelar Henry VI. Raja yang masih bayi ini dimanfaatkan oleh Prancis untuk menyingkirkan kekuasaan Inggris. House of Lancaster menjadi melemah kekuatannya, mendapatkan tantangan dari House of York. House of York sendiri, yang merupakan keturunan dari Edward III, adalah dinasti yang dipimpin oleh Richard, Duke of York.
17. Tahun 1460: Duke of York terbunuh dalam pertempuran “the Wars of the Roses”.
18. Tahun 1461: Richard, anak dari Duke of York menang perang dan mempertahankan kekuasaan York, berturut-turut dari Edward IV, Edward V, dan Richard III.
19. Tahun 1485: Terjadi konflik antara dinasti York dan dinasti Lancaster yang dimenangkan oleh Lancaster, yang dipimpin oleh Henry Tudor. Richard III terbunuh dalam Battle of Bosworth Field. Tudor naik tahta bergelar Henry VII. Ia menetralisasi kekuatan dinasti York dengan menikahi Elizabeth of York. Masa kekuasaan Henry VII diwarnai dengan perubahan politik dan sengketa dengan Kepausan di Roma. Henry VII memutuskan untuk memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma dan mendirikan Church of England (Anglican Church). Momentum ini merupakan reformasi bidang keagamaan.
20. Periode 1535-1542: Penandatanganan Wales Acts.  Wales yang memiliki status terpisah dari kerajaan meskipun tetap berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris, akhirnya dianeksasi pula oleh kerajaan. Reformasi bidang agama Henry VII diteruskan oleh penggantinya, Edward VI.
21. Tahun 1553: Edward VI meninggal pada usia muda dan terjadi krisis pergantian kepemimpinan antara kakak perempuan tirinya, Mary (seorang Katolik) dan Jane Grey. Jane Grey menduduki tahta namun hanya bertahan selama sembilan hari. Mary mendapatkan kepercayaan publik dan menjadi penguasa baru (kemudian menjadi Mary I). Selama kekuasaan Mary I, perang Inggris-Prancis meletus kembali. Mary I juga berinisiatif untuk kembali ke Katolik Roma, dengan ditandai pembakaran atribut-atribut Protestan.
22. Tahun 1558: Mary I meninggal dan tahta Inggris beralih ke Elizabeth (selanjutnya disebut Elizabeth I). Inggris kembali menganut Protestan dan menjadi kekuatan yang hebat di dunia dalam hal angkatan laut serta penjelajahan Dunia Baru.
23. Tahun 1603: Elizabeth I meninggal. Kepergian ini membuat kekuasaan dinasti Tudor berakhir. Elizabeth I tidak memiliki anak sehingga tahta kerajaan diambilalih oleh penguasa Skotlandia, Raja James VI (selanjutnya disebut James I), yang merupakan cucu buyut dari saudari tertua Henry VIII dan berasal dari House of Stuart. James I menjadi orang pertama yang menyebut dirinya “King of Great Britain”.
24. Periode 1629-1640: “Eleven Years’ Tyranny”, yakni kekuasaan mutlak Raja James I tanpa adanya Parlemen.
25. Tahun 1642: Puncak pertikaian James I vs. Parlemen dan memicu terjadinya perang saudara (English Civil War).
26. Tahun 1603: Penguasa Skotlandia, Raja James VI menjadi Raja Inggris dengan gelar James I.
27. Periode 1649-1660: Tradisi monarki terhenti oleh aksi kelompok republikan  yang tergabung dalam Commonwealth of England. Perubahan ini memicu terjadinya perang yang dikenal dengan nama “War of Three Kingdoms”.
28. Tahun 1707: Kerajaan Skotlandia dan Inggris melebur menjadi satu dan membentuk kerajaan bernama “Kingdom of Great Britain”.
29. Tahun 1801: Kerajaan-kerajaan di Irlandia bergabung sehingga Kerajaan Inggris berganti nama menjadi namanya berubah menjadi “United Kingdom of Great Britain and Ireland”.
30. Tahun 1921: Kerajaan Inggris menjadi puncak pimpinan nominal bagi British Empire, yang menguasai seperempat bagian dunia.
31. Tahun 1922 sebagian besar bagian wilayah Irlandia memisahkan diri dari Inggris dan membentuk negara baru, “Irish Free State”, namun hukum Kerajaan Inggris masih berlaku hingga tahun 1949.
32. Tahun 1931, Kerajaan Inggris terbagi ke dalam kekuasaan-kekuasaan Commonwealth yang berbeda-beda.
33. Pasca Perang Dunia II, bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan negara India, kekuasaan British Empire secara efektif berakhir. Masa ini juga ditandai dengan lahirnya “Commonwealth” (persemakmuran), sebuah lingkungan negara-negara merdeka yang dahulunya menjadi jajahan Inggris. Kepala Persemakmuran (Head of Commonwealth) dipegang oleh Monarki Inggris (dalam hal ini Raja George VI dan saat ini Ratu Elizabeth II). Hingga saat ini tercatat 15 negara Persemakmuran di bawah Kerajaan Inggris.

Read more >>

Senjata Pedang Pasukan Ottoman





Pedang dengan nama dan alamat Sultan Baybars


Pisau belati


Belati dan pelapah



Ottoman parade saber dengan gagang karabela





Berenamel dan belati bertatah berlian


Ottoman, pertengahan abad ke-16, Istanbul. Dihiasi dengan emas dan permata.







pisau ini dipahat dalam bentuk relif ayat-ayat Al Qur'an, sekitarnya dihiasi dengan emas


Turki Utsmani abad 17


Pedang Mehmed II, Penakluk, panjang 140cm, abad ke-15, Museum Topkapi.


Pedang Siileyman I, abad ke-16, panjang 93cm, Museum Militer, Istanbul.


Detail, sword of Suleyman I, 16th century, length 93cm


detail pegangan, yatagan dari Siileyman I, 1526


Detail dari pisau, yatagan dari Siileyman I


Yatagan dari Siileyman I, 1526 panjang 66cm


Saber dalam sarung permata, panjang 97 cm, Kekaisaran Ottoman, abad ke-17
Read more >>

Peralatan Navigasi ( Ottoman Empire )



Kiblah-Compass





Kiblah-Compass and sundial, of the type called Da'Irat Al-Mu'Addil









Astrolabe-Quadrant

Read more >>

Kapal ( Ottoman Empire )




The kogge built during the ear of Sultan Bayezid II



Two decked galleon



A model of galley in the period of Barbaros Hayreddin PaÅŸa



An Ottoman galleon, from Surname-i Vehbi, 1720



Mahmudiye galleon



Feyz-i Mabûd Corvette
Read more >>

Peralatan untuk Peluru dan Bubuk Mesiu ( Ottoman Empire )




19th century, steel lead bullet melting spoon with bone handle, length 30cm



17th century, iron and brass hand press, 22cm tall



Late 19th century, lead bullet mold, iron with wood handles, length 24cm



19th century, gun powder muzzle loader for pistols, iron with gold motifs, length 20cm



19th century, iron with silver decorations and bone handle gunpowder loader for rifles, lenght 69cm



19th century, steel with brass muzzle loader, length 48cm
Read more >>

Tempat Peluru Ottoman empire



19th century, silver capsul case, 10x10cm



19th century, silver capsul case, 8x9cm



19th century, silver with agate stone capsul case, 12x10cm



18th century, silver with gold , capsul case, 10x5cm



19th century, velvet capsul case with gold thread embroidery, 13x12cm



19th century, army officer's leader capsul case and belt, 12x10cm with belt 150x5.5cm



Late 19th century, leather with velvet cover capsul case, 26x8cm



Late 19th century, leather with velvet cover case, 19x9cm
Read more >>

Bendera Ottoman Empire



Ottoman flag, inscriptional type, probably from the 1683 Siege of Vienna



Ottoman flag, Zulfikar type, captured at Vienna in 1683 by Atanazy Miaczynski



Ottoman regimental standard, 19th century



Ottoman flag, early 19th century



Ottoman flag, 17th century. Silk, with metal thread
Read more >>